Bayi dalam kandungan dapat dididik dan dirangsang untuk menjadi cerdas. Menurut
Sudjatmiko kecerdasan ini tentu saja tidak terlepas dari kualitas otak,
sedangkan kualitas otak dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Pada
prinsipnya, perkembangan positif kecerdasan sejak dalam kandungan bisa
terjadi dengan banyak perhatian untuk itu.
Pertama, bayi dalam kandungan
bisa cerdas akan dapat di penuhi ktika kebutuhan bentuk (fisik) biologi
gizi untuk ibu hamil benar-benar dipenuhi. Seorang ibu hamil, makanan
bergizi harus cukup. Ini berarti, protein, karbohidrat, mineral harus ada dalam menu makanan ibu hamil.
Gambar Bayi dalam Kandungan
Selain itu, wanita hamil tidak menderita penyakit yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan aborsi. Nutrisi kebutuhan sendiri, tidak
hanya ketika ibu hamil, tetapi ketika ia mulai merencanakan untuk
pemberitahuan tersebut juga harus memiliki gizi, makanan, dan komposisi
gizi menjadi lengkap, sehingga ketika ia hamil, dari segi proses fisik
dan siap untuk mengambil kehamilan sehingga bayi dalam kandungan siap akan mendapatkan nutrisi yang optimal.
Tapi, di India atau bahkan di negara berkembang secara umum – dapat
dikatakan sangat jarang memiliki keluarga untuk mempersiapkan kehamilan.
Bahkan, kehamilan dianggap sebagai kejutan. Dengan berbeda terjadi di
negara maju. Inilah yang cenderung menjadi penyebab awal mengapa
anak-anak yang lahir dan kurang berkualitas, karena sejak bayi dalam kandungan kurang mendapat perhatian dari orangtua.
Yang kedua adalah kebutuhan kasih sayang.
Seorang ibu harus menerima kehamilan itu, dalam arti bahwa kehamilan benar-benar di ingin. Kehamilan diterima dengan rasa menyenangkan, tidak dengan rasa tidak bahagia atau depresi.
Seorang ibu harus menerima kehamilan itu, dalam arti bahwa kehamilan benar-benar di ingin. Kehamilan diterima dengan rasa menyenangkan, tidak dengan rasa tidak bahagia atau depresi.
Selain itu, ada faktor psikologis yang mempengaruhi perkembangan
kecerdasan bayi, yaitu apakah wanita hamil secara resmi menikah atau
tidak. Pernikahannya disetujui atau tidak, dan apakah ada komitmen
antara suami dan istri. Tanpa komitmen di antara keduanya,bayi dalam kandungan yaitu kehamilan dapat dianggap mengganggu.
Juga harus memiliki dukungan. Tanpa dukungan, meskipun komitmen suami
dan orang tua dapat mengurangi perkembangan kecerdasan dan kegembiraan
di dalam rahim bayi. “Jadi, variabel adalah awal dari komitmen dari
suami, serta dukungan dari orang tua dan keluarga, sehingga seorang ibu
dapat menerima kehamilan dengan hati tenang,” lanjut Sudjatmiko.
Faktor ketiga adalah perhatian para ibu hamil terhadap hal-hal yang bisa membuat aborsi.
Bayi dalam kandungan akan merasakan kontak emosional dengan ibu. Jika ibu dalam keadaan senang dan gembira,maka di dalam darah akan menghasilkan hormon yang menimbulka perasaan senang, sehingga bayi dalam kandungan juga akan senang.
Bayi dalam kandungan akan merasakan kontak emosional dengan ibu. Jika ibu dalam keadaan senang dan gembira,maka di dalam darah akan menghasilkan hormon yang menimbulka perasaan senang, sehingga bayi dalam kandungan juga akan senang.
Sebaliknya, ketika ibu selalu merasa tertekan, gelisah, dan stres, ia
akan melepaskan oksigen dalam darah yang mengandung rasa tidak nyaman,
sehingga bayi dalam kandungan juga tidak nyaman. “Bentuk yang paling
umum dari stimulasi berupa suara yang baik, persuasi, dan lagu yang ibu
disukai. Hal ini akan merangsang bayi untuk ikut senang. Berbeda jika si
ibu melakukan sesuatu yang tidak disukai, karena memberikan stimulus
negatif yang sama pada bayi, “kata Sudjatmiko.
Namun, rangsangan itu sendiri lebih efektif bila kehamilan sudah pada
usia enam bulan. Sebab, dalam struktur usia tersebut jaringan pada otak
bayi sudah mulai bekerja.
Sementara itu, psikolog anak, Dra Surastuti Nurdadi juga
mengungkapkan pendapat yang sama. Stimulasi positif, menurut dia, yang
dapat meningkatkan kecerdasan pada anak-anak sejak bayi dalam kandungan.
Stimulasi ini, diharapkan ketika anak tumbuh, tidak hanya untuk menjadi
pintar, tetapi Anda dapat bersosialisasi dengan lingkungannya.
“Stimulasi penyebab kedekatan antara ibu dan anak”.
Bila bayi masih dalam kandungan, dapat dirangsang dengan mendengarkan
lantunan Al Quran,musik klasik, berbicara, dan belaian penuh kasih yang
diberikan. Orang tua juga harus siap dan mencoba untuk mengajar
anak-anak mereka bagaimana untuk bersosialisasi dengan dunia luar ketika
ia masih dalam kandungan.
Jadi … pendidikan bagi anak-anak tidak mulai dari saat ia lahir, tapi
sejak bayi dalam kandungan, ini kebiasaan yang akan sangat berpengaruh
pada pembentukan karakter anak ke depannya. Bahkan bagaimana memilih
seorang ayah yang baik, sebagai calon ibu yang baik, melahirkan dan
mendidik anak-anak mereka nanti, adalah salah satu pilar penting dalam
pendidikan itu sendiri.
sumber : http://www.perkembanganbayi.net/138/mendidik-bayi-dalam-kandungan-menjadi-bayi-cerdas.html
No comments:
Post a Comment