Suatu fakta sejarah
tidak bersifat statis, dalam artian kebenaran sejarah seiring berjalannya waktu
bisa berubah dengan bukti-bukti yang lebih terkait dan konkret daripada
bukti-bukti yang ada sebelumnya. Jadi, fakta atau kebenaran sejarah akan
berubah (bersifat dinamis) bila suatu saat nanti ditemukan bukti-bukti yang
lebih menunjang kebenaran dari suatu sejarah tersebut.
Di Indonesia misalnya,
fakta mengenai peristiwa Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia
(G30S/PKI) seiring berjalannya waktu berubah setelah ditemukannya beberapa
bukti dan ketidaksesuaian pada bukti sebelumnya. Dimana, fakta yang kita
ketahui selama ini bahwa pembantaian terhadap beberapa jenderal Angkatan Darat
(AD) dilakukan benar-benar dengan tindakan yang sangat tidak berprikemanusiaan.
Tetapi beberapa waktu lalu wacana tersebut ternyata tidak sesuai dengan fakta
yang benar-benar terjadi. Memang ada
pembunuhan yang dilakukan oleh pihak tertentu terhadap jendral AD tersebut,
tetapi proses pembunuhannya tidak sesadis yang kita tahu sebelumnya.
Oleh sebab hal di
ataslah nampaknya kita harus mengubah pemikiran kita yang mungkin sudah melekat
di otak kita yaitu mengenai penemu benua Amerika. Selama ini yang kita tahu
bahwa Christopher Colombus dan Amerigo Vespucci yang menemukan benua Amerika. Padalah, hal
tersebut hanyalah klaim belaka yang tidak didasari oleh bukti-bukti signifikan
yang benar-benar menyatakan dua orang tersebutlah yang menemukan benua Amerika.
Didasari dengan literatur dan bukti-bukti fisik konkret
yang benar-benar menunjang sehingga hilangnya keraguan untuk menyebutkan bahwa benua Amerika
bukan ditemukan oleh Christopher Colombus. Dimana, 70 tahun sebelum Columbus menjejakkan kaki di
daerah yang sekarang kita kenal dengan benua Amerika, Laksamana Muslim dari China bernama Ceng Ho
(Zheng He) telah mendarat di Amerika. Bahkan, armada dan kapal
Ceng Ho jauh lebih besar dari kapal milik Columbus. Namun karena sejarah dunia
ditulis oleh orang lain (orang-orang Eropa yang cenderung tidak akur dengan
Islam), maka fakta bahwa Ceng Ho mendarat lebih dahulu dari Colombus seolah
lenyap atau mungkin dilenyapkan yang bersembunyi atau disembunyikan di balik kebohongan yang
sebenarnya
nyata.
Di satu sisi, ada catatan dari Colombus sendiri,
bahwa pada 21 Oktober 1492 dia melihat masjid dalam pelayarannya antara Gibara
dan Pantai Kuba. Ini menunjukkan bahwa Colombus pun mengakui bahwa sudah ada
sejumlah masyarakat di Amerika yang memeluk agama Islam, sebelum kedatangannya.
Colombus mengira bahwa pulau tersebut masih perawan, belum berpenghuni sama
sekali. Mereka berorientasi menjadikan pulau tersebut sebagai perluasan wilayah
Spanyol. Tetapi setelah menerobos masuk, Columbus ternyata kaget menemukan
bangunan yang persis pernah ia lihat sebelumnya ketika mendarat di Afrika.
Bangunan megah itu adalah Masjid yang dipakai oleh Orang-orang Islam untuk
beribadah.
Selain itu, berabad sebelum Ceng Ho, pelaut-pelaut Muslim dari
Spanyol dan Afrika Barat telah membuat kampung-kampung di Amerika dan
berasimilasi secara damai dengan penduduk lokal di sana. Jadi,
penemu Amerika bukanlah
Columbus
melainkan Umat Islam,
sayang saja ketika itu orang-orang Muslim tidak memberikan nama pada daerah
tersebut, padahal kalau saja mereka memberikan nama, semisal Moeslem Venue
(Benua Muslim) mungkin sampai sekarang kita tidak mengenal yang namanya benua
Amerika, tetapi Benua Muslim.
Ada fakta yang menarik tentang islamnya suku-suku
asli yang menghuni benua Amerika, yaitu Indian. Tercatat begitu banyak bukti
bahwa suku-suku itu banyak yang sudah mengenal agama Islam, seperti Apache,
Cherokee, Sioux, Anasazi, Arawak, Arikana, Chavin Cree, Makkah (mirip nama
mekkah Al-Mukarramah), Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan
Zuni.
Begitu
banyak bukti bahwa bangsa Indian sudah memeluk agama Islam. Misalnya, beberapa
tulisan cherokee abad ke-7 terpahat pada bebatuan di Nevada sangat mirip dengan
tulisan “Muhammad” dalam bahasa Arab.
Dari gambar di atas, tertulis sebuah tulisan di atas
batu yang bernuansa atau bertuliskan bahasa Arab dengan kata Muhammad tetapi
tidak sempurna, itu merupakan bukti yang sangat jelas dan tak diragukan lagi
bahwa penemu benua Amerika adalah orang Islam, bukan Columbus atau Vespucci.
Karena penulis berkeyakinan 100 persen bahwa dua orang tersebut (Columbus dan
Vespucci) tidak bisa menulis Arab.
Ciri lainnya adalah foto atau lukisan yang kita lihat
tentang kostum yang dikenakan oleh bangsa Indian. Ternyata banyak kepala suku
Indian mengenakan tutup kepala khas orang Islam, seperti sorban ini.
Dan
fakta yang tidak terbantahkan, adalah sebuah naskah perjanjian antara
pemerintah Amerika dan Kepala Suku Indian Cherokee. Naskah itu hingga kini
masih tersimpan rapi di gedung Arsip Perpustakaan Nasional di ibukota
Washington DC. Yang menarik, nama kepala Suku Cherokee adalah Abdel-Khak and
Muhammad Ibnu Abdullah. Jelas itu nama muslim. (Mohon maaf, penulis tidak bisa menampilkan gambar naskah tersebut,
karena gambar yang penulis peroleh belum jelas kebenarannya).
Namun populasi suku Indian yang banyak menganut agama
Islam menurun drastis akibat pembantaian. Salah satunya kebijakan resmi yang
sangat tidak bijaksana dari pemerintah USA berupa Indian Removal Act tahun 1830 yang memberikan izin resmi buat
bangsa Eropa untuk mengusir atau membunuh bangsa Indian. Tercatat lebih dari
70.000 orang indian di usir dari tanahnya sehingga mengakibatkan ribuan orang
meninggal.
Fakta mengenai Islam
sebagai penemu benua Amerika belum berhenti sampai disitu, dalam proses
pelayaran Columbus yang diklaim berhasil menemukan benua Amerika terselip fakta
yang menurut saya sangat tidak tahu malu apabila mereka (orang Eropa/non
muslim) mengatakan Columbus lah penemu benua Amerika. Hal tersebut didasari
oleh fakta bahwa Columbus dan
para penjelajah Spanyol serta Portugis mampu menyeberang Samudra Atlantik dalam
jarak sekitar 2400 km, adalah karena bantuan informasi geografis dan navigasi
dari peta yang dibuat oleh pedagang-pedagang Muslimin.
Selain itu, tidak banyak diketahui orang, bahwa Columbus dibantu
oleh dua orang nakhoda Muslim pada waktu ekspedisi pertamanya menyeberang
transatlantik. Kedua kapten Muslim itu adalah dua bersaudara Martin Alonso Pinzon yang menakodai
kapal Pinta, dan Vicente Yanez Pinzon
yang menakodai kapal Nina. Keduanya adalah hartawan yang mahir dalam
seluk-beluk perkapalan, membantu Columbus dalam organisasi ekspedisi itu, dan
mempersiapkan perlengkapan kapal bendera Santa Maria. Bersaudara Pinzon ini
masih memiliki ikatan kekeluargaan dengan Abuzayan
Muhammad III (1362-1366), Sultan Maroko dari dinasti Marinid (1196-1465).
Sangat luar biasa Islam,
jikapun fakta mengenai penemu Amerika tidak bisa berubah nantinya (tetap
meyakini bahwa Columbus sebagai penemu benua Amerika) Islam tidak bisa dimarjinalkan,
karena dalam proses Columbus menemukan benua Amerika, Islam sangat
berkontribusi besar. Selain hal-hal yang terungkap di atas, banyak sekali fakta
lain yang bisa menggugah kita mengenai Islam sehingga akan mengantarkan kita
kepada sebuah rasa yang sangat mendalam terhadap Islam, yaitu sebuah rasa yang
bermakna super ganda, yang manusia pasti rasa, yang indah kata pujangga, yang berakhiran a, bernama
cinta.
sumber : http://miqbalfauzikarsun.blogspot.com/2012_08_01_archive.html
No comments:
Post a Comment