Anda penggemar shisha? Jika ya,
bersiap untuk mengurangi dari sekarang. Karena mengisap shisha diyakini sama
berbahayanya dengan mengisap rokok tembakau.
Hasil penelitian Departemen
Kesehatan dan Pusat Kontrol Tembakau di Inggris menemukan fakta yang menyebutkan
mengisap shisha sama berbahayanya dengan mengisap rokok tembakau.
Seperti yang dikutip dari BBC,
masyarakat yang mengisap rokok shisha atau tembakau herbal akan berisiko
mengalami peningkatan kadar karbon monoksida dalam tubuh.
Ini bisa terjadi karena dalam satu
sesi mengisap rokok shisha memiliki kecenderungan 4-5 kali lebih tinggi
kandungan karbon monoksida dalam tubuh ketimbang saat mengisap rokok tembakau.
Tingginya kadar kabon monoksida ini
nantinya berpotensi menyebabkan kerusakan otak dan kondisi tidak sadar.
Shisa merupakan rokok tradisional
jazirah Timur Tengah, yang menggunakan ektrak buah pengganti tembakau yang
dibakar menggunakan batu bara. Prosesnya lantas menggunakan air sebagai filter
hingga meminimalisir kadar nikotin yang masuk ke tubuh.
Departemen Kesehatan Inggris
mengatakan, begitu sulit untuk mengetahui seberapa besar karbon monoksida yang
diproduksi dari sebatang rokok hingga dapat dibedakan dengan merokok tembakau
biasa.
Akan tetapi alat pengukur kadar
karbon monoksida dalam tarikan nafas menunjukan untuk non perokok kadar
monoksida dalam darah hanya berkisar kurang dari 1%, perokok pasif memiliki
kadar monoksida dalam darah berkisar antara 20-40 ppm atau 2-4% dan untuk
perokok berat, kadar monoksida dalam darah bisa mencapai 30-40 ppm, atau 5-7%.
Sementara menurut hasil penelitian, para perokok shisa memiliki kadar karbon
monoksida dalam darah mencapai 40-70 ppm atau 8-12%.
Dr Hilary Wareingm, Direktur Pusat
Kolaborasi Kontrol Tembakau, mengakui terkejut saat mendengar hasil penelitian.
"Mulut kita begitu terbuka terhadap level kerugian, tidak ada satupun
penelitian yang menunjukan hasil mengejutkan daripada shisha yang ternyata
berbahaya bagi kesehatan," tukasnya.
Sementara itu, Paul Hooper, Regional
Manager, Depertemen Kesehatan Kerajaan Inggris menyatakan penemuan hasil
penelitian yang menyimpulkan shisha berbahaya bagi kesehatan akan menjadi isu
besar. Bahkan untuk Individu yang menganggap shisha bukanlah terhitung merokok
Sebelum penelitian dilakukan, shisha
merupakan favorit bagi warga keturunan Arab yang tinggal di Inggris. Tidak
hanya di Inggris, konsumsi Shisha juga menjadi tren di negara-negara lain
termasuk juga Indonesia. Setiap akhir pekan, tempat-tempat yang menawarkan
Shisha praktis dipenuhi pengunjung.
Namun, usai sosialisasi hasil
penelitian dilakukan, sejumlah warga Inggris mengaku terkejut. "Bila Anda
belum tahu tentang berita ini, tentu sangat berbahaya, jangan lakukan itu.
Shisha tidak memiliki peringatan berbahaya seperti yang diberikan pada rokok,"
ujar seorang perempuan muda.
Sementara itu, pemuda keturunan
Pakistan juga merasa terkejut. Dia tidak menyangka, konsumsi Shisha begitu
berbahaya. "Jika ibu saya tahu, saya mengisap shisha. Dia secara serius
tidak akan mengizinkan saya mengisapnya, sama halnya saya dilarang merokok tembakau,"
tutur si pemuda.
Kesalahan utama dari konsumsi shisha
adalah miskonsepsi. Sebelum dilakukan penelitian, mengisap shisha tidaklah
berbahaya. Namun, fakta yang ditemukan dalam penelitian mengubah itu semua.
"Kami menemukan fakta di mana
satu sesi shisha - menghabiskan 10 mg ektrak buah tembakau untuk 30 menit-
dapat meningkatkan kadar karbon monoksida 4-5 kali ketimbang merokok,"
tutur Wareing. Yang lebih buruk menghisap Shisha 400-450 kali bisa membahayakan
kesehatan ketimbang merokok tembakau.
Beberapa kalangan di Inggris mengaku
memilih berpikir dua kali menghisap shisha usai mengetahui hasil penelitian
tentang shisha.
sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/51611a2820d719d830000004/bahaya-dibalik-nikmat-kepulan-asap-sisha/
No comments:
Post a Comment